
Profil Desa Plumbungan
Tentang Desa Plumbungan
Desa Plumbungan dengan luas 721,90 hektar dan jumlah penduduk 1.103 jiwa per 31 Juli 2025 memiliki beragam mata pencarian seperti petani, nelayan, dan peternak. Desa ini terdiri dari 4 Dusun dan 9 RT. Desa ini memiliki banyak potensi wisata mulai dari keindahan alam hingga kuliner.
Di berbagai pantai dan bukit, pengunjung dapat menikmati pemandangan kota Pacitan dan hamparan pantai yang masih tersembunyi. Spot-spot ini dapat dikembangkan sebagai tempat foto, lokasi memancing, camping ground, dan masih banyak lagi.
Selain itu, hasil dari pertanian, perkebunan, dan hasil laut dapat diolah menjadi makanan khas desa yang akan meningkatkan nilai jual komoditas tersebut. Dengan semua potensi tersebut, Plumbungan dapat disebut sebagai desa dengan kekayaan alam yang indah, menawarkan pengalaman wisata yang memikat dan beragam, serta potensi ekonomi yang menjanjikan bagi masyarakat setempat.
Luas Wilayah
721,90 Hektar
Jumlah Penduduk
±1100 Jiwa
Jumlah Dusun
4
Lokasi Desa
Wilayah Dusun
Dusun Krajan
Dusun Krajan, yang terletak di titik tertinggi Desa Plumbungan, adalah sebuah dusun yang menawarkan kekayaan alam dan potensi wisata yang luar biasa. Dusun ini terdiri dari dua RT, di mana mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan peternak. Mereka menghasilkan berbagai komoditas pertanian, seperti ubi, labu, dan kelapa, yang tumbuh subur di tanahnya yang subur. Salah satu daya tarik utama Dusun Krajan adalah lokasinya yang berada di puncak ketinggian, memberikan pemandangan spektakuler yang meliputi Kota Pacitan hingga Pantai Telengria.
Sejarah Desa
Desa Plumbungan telah ada sejak masa pemerintahan Belanda. Pada waktu itu, pemerintahan desa dipimpin oleh seorang Ki Lurah dan dibantu oleh para bebau-bebau Desa yang memiliki pengaruh besar di wilayah tersebut. Prinsip "SENDIKO DAWUH KI LURAH diartikan bahwa segala perintah Ki Lurah harus dilaksanakan oleh warga desa. Selama masa pemerintahan Belanda, beberapa pembangunan desa dilakukan, seperti pelebaran jalan dan pembuatan tugu-tugu, meskipun tujuan sebenarnya masih tidak diketahui hingga sekarang. Namun, pada tahun 1942, Tentara Belanda mengakhiri kekuasaannya di desa ini.
Setelah itu, Jepang menguasai desa dan mengatur tata ekonomi yang menyebabkan ketidakstabilan di wilayah tersebut. Warga desa mengalami berbagai penderitaan akibat kurangnya sumber daya manusia, dan tentara Jepang bertindak sewenang-wenang, bahkan mengasingkan warga ke Nusa Kambangan sebagai hukuman bagi yang memberontak.
Namun, warga desa tidak menyerah dan berusaha maju dari tahun ke tahun. Dengan adanya petinggi desa, mereka mulal merencanakan pembangunan walaupun dalam skala kecil. Meskipun medan desa dipenuhi lahan dan hutan rimba, mereka berhasil membuka lahan pertanian dan menciptakan kegiatan pertanian di seluruh desa.
Kesuksesan mereka dalam bercocok tanam membuat desa menjadi subur dan makmur, bahkan dijuluki sebagai "lumbung pangan" oleh tetangga desa. Dari sinilah asal-usul nama Desa Plumbungan, yang berasal dari kata "lumbung pangan".
Struktur Perangkat Desa

Daftar Perangkat Desa

Ahmad Thohir
Kepala Desa

Aksan
Sekretaris Desa